Seks Dan Reproduksi, Jangan Dianggap Tabu

DSC_0445

PURBALINGGA – HUMAS, Sebagian besar orang tua saat ini sibuk dengan pekerjaan sehari-hari, demikian pula anak-anak sebagai pelajar juga sibuk, sehingga membuat berkurangnya komunikasi antara anak dan orangtua. Keadaan tersebut membuat masalah yang tidak sempat dibicarakan/didiskusikan, sehingga anak tidak mendapatkan jalan keluar/solusi dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi.

“Permasalahan inilah yang menjadi salah satu pemicu timbulnya kenakalan anak dan remaja, apalagi jika menyangkut persoalan reproduksi, atau masalah seksual. Saat ini hal yang menyangkut reproduksi dan seksual dianggap masih tabu untuk dibicarakan, membuat anak enggan untuk bertanya kepada orangtuanya,”tutur Ketua Tim Pembina Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Purbalingga, Ny Erna Sukento, saat memberikan sambutan pada acara Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA) Kabupaten Purbalingga Tahun 2014, di Gedung Graha Srikandi, Sabtu (18/10).

Menurut Erna, dengan masih dianggap tabu, permasalahan seks dan reproduksi, serta orang tua mempunyai keengganan menjelaskan kepada anak-anaknya terkait hal tersebut, dikawatirkan mereka akan mendapatkan penjelasan yang keliru, dari pihak yang tidak bertanggungjawab.

“Untuk itulah, peran serta seluruh pemangku kepentingan, khususnya peran serta dari PKK, sebagai gerakan masyarakat, agar tergerak untuk ikut ambil bagian dalam upaya pencegahan. Terutama dengan memberikan bekal, sebagai pondasi mental bagi para remaja,”pintanya.

Hal tersebut, sambung Erna selain sebagai upaya pencegahan, sehingga para generasi muda terhindar dari perbuatan tercela, yang akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, lingkungan, maupun masyarakat.

“Berbagai kasus yang menyangkut kenakalan remaja baru-baru ini, semakin marak terjadi. Tidak hanya di kota besar, akan tetapi telah meremebet pula ke kota kecil, bahkan sampai ke desa. Hal ini tentu menjadi keprihatinan kita semua, terutama para wanita, sebagai seorang ibu, yang menjadi pengasuh, serta pendidik dalam keluarga,”tuturnya.

Erna menambahkan peran orang tua dalam keharmonisan keluarga, serta berkomunikasi dengan anak, perlu untuk ditingkatkan. Jangan anggap tabu, terkait permasalahan reproduksi, serta permaslahan seks, agar anak-anak tidak mendapatkan informasi/penjelasan yang keliru.

Ketua Penyelenggara Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja dan UUPA Kanbupaten Purbalingga, Ny Imam Subijakto mengatakan, bahwa maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk membangun karakter remaja yang kuat, sopan, bertanggungjawab sebagai upaya menyiapkan generasi penerus bangsa yang lebih baik.

“Selain itu, remaja juga mampu memahami tentang alat reproduksi, serta permasalahannya. Sedangkan para kader dan remaja, diharapkan juga mengetahui, serta memahami hak dan kewajiban anak sesuai dengan UUPA,”tuturnya.

Meningkatnya pengetahuan kader dan remaja, tentang kesehatan reproduksi dan UUPA, tambahnya, juga agar mereka memahami hak dan kewajiban anak.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 54 peserta, yang terdiri dari remaja desa/kelurahan binaan PKK masing-masing satu orang, kelompok kerja (pokja) TP PKK Kecamatan dan TP PKK Kabupaten. Penyaji materi dari Badan Keluarga Berencana Pemberdayan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Purbalingga, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga, Pengajar SMPN 3 Purbalingga., serta dari TP PKK Kabupaten. (Sukiman)

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *