Desa Serang Raih Pakarti Utama I Tingkat Nasional
Setelah sukses mengalahkan 34 desa dari seluruh kabupaten/ kota se-Jateng, Desa Serang Kecamatan Karangreja terpilih sebagai penerima Pakarti Utama I Tingkat Nasional Pelaksana Terbaik Pemanfaatan Halaman Pekarangan (Hatinya PKK) Kategori Kabupaten tahun 2013. Ini berarti, Desa Serang berhasil mengalahkan lebih dari 530 desa se-Indonesia.
“Saya bangga sekali dengan Desa Serang yang telah berhasil hingga menjadi yang terbaik pertama se- Indonesia. Kadesnya, Ibu Ketua TP PKK Desanya, masyarakatnya yang luar biasa, juga tim dari kecamatan dan kabupaten juga instansi pemerintahan terkait, semua sangat andil dalam kesuksesan ini,” ujar Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Purbalingga, Ny Erna Sukento RM yang pekan lalu menerima langsung penghargaan itu dalam puncak Acara Hari Kesatuan Gerak PKK ke-41 dan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat X di Banjarmasin.
Ketua TP PKK Desa Serang Ny Wigati Sugito mengaku bersyukur masyarakatnya memberikan dukungan penuh. Para ibu yang turut membantunya bekerja keras tanpa lelah dan tampak begitu semangat.
“Mereka ini rumahnya jauh-jauh sekali. Kalau acara sampai sore seperti ini, sampai di rumah mereka bisa malam. Dan jangan bayangkan jalannya mulus. Belum lagi kalau hujan dan kabut turun. Tapi mereka tetap antusias,” jelas Wigati.
Seperti diketahui, sebelumnya Desa Serang sukses menyisihkan 34 desa dari kabupaten/ kota se-Jateng dan berhak mewakili Jateng ke Tingkat Nasional dalam Lomba Pelaksana Terbaik Pemanfaatan Halaman Pekarangan (Hatinya PKK).
Di Desa Serang hampir sebagian besar pekarangan rumah warga dimanfaatkan untuk warung hidup, lumbung hidup, tanaman obat keluarga, tanaman keras, pertanian, peternakan dan perikanan. Dari jumlah rumah penduduk sebanyak 1.993 buah, hampir 88 persen pekarangan rumah warga dimanfaatkan kegiatan bercocok tanam dan usaha lainnya
Salah satu anggota Tim Penilai Tingkat Nasional, Ny. Iswarliah Iswarto memuji warga Desa Serang yang mau menanam beraneka ragam tanaman di halaman rumahnya. Hasil mengelola halaman rumah, juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Biasanya kalau sudah menanam di pekarangan atau kebun ya sudah. Halaman rumahnya dibiarkan tumbuh alang alang. Tapi disini tidak ada tanah kosong. Semuanya penuh dengan tanaman,” katanya.
Iswarliah memuji penataan rumah – rumah warga yang sangat rapi dan sangat bersih. Dia juga mengagumi pemilihan labu siam sebagai ikon desa. Buah labu siam yang semula hanya menjadi sayuran biasa dengan harga sangat murah, sekarang dapat diolah menjadi cocktail atau minuman segar yang dipadukan dengan aneka buah lainnya seperti nanas dan papaya. Sebagai ikon desa, pohon labu siam juga tampak indah sebagai pagar rumah. (Humas/cie)