294 Siswa Tidak Mampu Bakal Terima Dana Bantuan Orang Tua Asuh
PURBALINGGA, HUMAS – Sedikitnya 294 siswa tidak mampu di kabupaten Purbalingga bakal menerima dana bantuan orang tua asuh dari Lembaga Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) Kabupaten Purbalingga. Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi dan Penyerahan Dana Bantuan Anak Asuh yang diselenggarakan Selasa (30/12), di Graha Srikandi komplek Pendapa Dipokusumo.
Ketua Lembaga GN-OTA kabupaten Purbalingga Hj Erna Sukento menuturkan, pada tahun 2014 ini, Lembaga GN-OTA Purbalingga akan menyalurkan dana anak asuh kepada 294 siswa, tediri dari 164 siswa SD/MI, 100 siswa SMP/MTs dan 30 siswa SMA/SMK.
Dana bantuan untuk siswa SD/MI dan SMP/MTs diserahkan kepada para Ketua FKK-OTA (Forum Komunikasi Kelompok Orang Tua Asuh-red) masing-masing kecamatan. Selanjutnya akan disalurkan kepada anak asuh di wilayahnya bersamaan dengan penyaluran dana anak asuh yang dihimpun oleh FKK-OTA. Waktunya ditentukan oleh FKK-OTA.
“Ini baru yang dari GN-OTA Kabupaten. Belum yang dari FKK-OTA yang telah melakukan penghimpunan dana anak asuh sendiri. Seperti FKK-OTA Kecamatan Bojongsari, Bukateja, Karangreja, Kejobong dan lainnya,” terang Erna Sukento yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Purbalingga.
Menurut Erna Sukento, dana bantuan anak asuh yang disalurkan oleh LGN-OTA kabupaten, berasal dari dua sumber yakni APBD Kabupaten dan para donatur di tingkat kabupaten. Dana APBD diperuntukan bagi anak asuh SD/MI sebanyak 120 siswa, SMP/MTs 90 siswa dan SMA/SMK 30 siswa. Kemudian dana donatur yang dihimpun GN-OTA kabupaten untuk siswa SD/MI sebanyak 44 anak dan SMP/MTs 10 anak.
“Besarnya bantuan tiap siswa SD/MI adalah Rp 300 ribu per anak per tahun sedangkan siswa SMP/MTs dan SMA/SMK besarnya sama yakni Rp 600 ribu per anak per tahun,” jelasnya.
Wakil Ketua I, Subeno menekankan, dana bantuan anak asuh yang disalurkan oleh Lembaga GN-OTA, diberikan kepada siswa tidak mampu dan diperuntukan bagi pemenuhan kebutuhan pendidikan siswa bersangkutan. Tujuannya agar anak yang mendapat dana anak asuh dapat terus melanjutkan pendidikannya tanpa harus putus ditengah jalan.
“Jangan sampai nanti dipakai ibunya untuk beli beras. Tapi harus digunakan untuk kebutuhan pendidikan anak sehingga akan membantu suksesnya Wajib Belajar Pendidikan Dasar,” jelas Subeno.
Dalam kegiatan Rakor juga dibahas rencana pengukuhan kepengurusan Lembaga GN-OTA yang baru, menyusul diterbitkannya Surat Keputusan Ketua Umum Lembaga GN-OTA Provinsi Jawa Tengah tentang susunan pengurus Lembaga GN-OTA kabupaten Purbalingga periode 2014-2019. Rencananya, pengukuhan akan dilakukan akhir Januari 2015, bersamaan dengan pengukuhan FKK-OTA Kecamatan.
“Saya berharap agar keberadaan FKK-OTA kecamatan disosialisasikan kepada para kepala desa, kalangan pendidikan dan dunia usaha yang ada di wilayah kecamatan masing-masing. Utamanya untuk mengajak ikut bergabung menjadi orang tua asuh diwilayahnya,” tambah Subeno.
Dia juga berharap, melalui kepengurusan yang baru, Lembaga GN-OTA Kabupaten Purbalingga bersama FKK-OTA dapat berkembang semakin baik dan meningkat, terutama dalam upaya membantu para siswa kurang mampu agar bisa menempuh pendidikan dan mencapai cita-citanya. (Hardiyanto)